Bandung – Suasana menjelang shubuh di komplek pesantren Daarut Tauhiid Geger Kalong Bandung serasa berbeda. Meski setiap shubuh senantiasa ramai oleh para muslimin/muslimat yang hendak beribadah shalat. Namun untuk kali ini, tidak hanya para santri dan warga sekitar yang hadir pada shalat berjamaah. Sekelompok ikhwan berbaju koko putih dengan rambut pendek layaknya anggota TNI mengisi rapi shaf pertama shalat. Beberapa wajah menunjukan rasa lelah dan capai tapi tetap tenang dalam takbir shalat. Mereka adalah para penerima Beasiswa Mandiri 2012 Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPUDT). Mereka datang untuk mengikuti Pelatihan Dasar BeaMandiri yang digagas oleh DPUDT Bandung. Sabtu – Minggu (31-1) 2011 di Komplek Pesantren Daarut Tauhiid Bandung.
Selepas shalat dan tausiyah Shubuh dari Aa Gym. Para peserta Pelatihan Dasar (Latsar) langsung bergegas menuju sentra 5 Komplek Pesantren Daarut Tauhiid. Mereka berbaris sesuai dengan kelompok asal daerah masing-masing. Rupanya, Latsar kali ini diikuti oleh hampir semua cabang DPUDT di daerah diantaranya, Bogor, Jakarta, Yogyakata, Bandung, Priangan Timur, Yogyakarta, Semarang, Palembang, hingga Lampung. Koordinator Kegiatan Riki Alayubi dalam sambutannya menegaskan, kegiatan ini bertujuan membentuk jiwa kemandirian para penerima Beasiswa Mandiri DPUDT. Latsar kali ini adalah yang ke – 4 kali diselenggarakan. Dan akan berlangsung dua hari satu malam sejak 31 Maret sampai 1 April. Total peserta mencapai 78 yang terdiri dari 30 ikhwan dan 48 ikhwat. "Pelatihan ini untuk menilai diri kita sendiri," tukasnya.
Kegiatan Latsar dimulai sejak shubuh hingga menjelang tengah hari yang diisi pemberian materi. Para peserta mendapat pencerahan dari mulai Program Beamandiri 2012, zakat, karakteristik pribadi mandiri, hingga motivasi untuk sukses. Kegiatan pengisian materi baru selesai hampir pukul 11 malam yang dilanjutkan jurit malam hingga pukul 12 malam. Keesokan hari, para peserta telah bersiap sejak pukul 3 untuk shalat tahajud bersama. Sebagian yang masih kelelahan pulas tertidur hingga menjelang shubuh. Sekitar pukul 6 pagi, selesai sarapan bersama mereka langsung mengikuti agenda pelatihan baris berbaris yang dipimpin oleh Instruktur Santri Siap Guna DPUDT. Semua peserta juga berkesempatan melakukan turun tebing buatan dari ketinggian rumah 4 lantai. Selesai pelatihan peserta langsung dibawa menyusuri sungai sejauh hampir 500 meter mencapai sumber air terjun curug sigay. Di sana peserta diajarkan bagaimana saling percaya kepada sesama dengan berjalan hingga tengah curug sambil bergandengan tangan.
Kegiatan terakhir adalah muhasabah dan games. Di akhir kegiatan, Riki mengatakan terima kasihnya karena para peserta telah mengikuti kegiatan dengan baik dan berharap jalinan silaturahmi akan terus bergulir. Purnomo salah seorang peserta dari DPUDT Semarang mengungkapkan antusiasmenya terhadap acaranya ini. Menurutnya, banyak filosofi yang terkandung dari beragam kegiatan yang diikuti. "Salah satunya yang merangkak di air got, itu kan artinya bahwa sejijik sesulit apapun masalah kalau kita mau terjun pasti bisa dilewati," serunya. Sementara Rico peserta dari DPUDT Lampung berpendapat, apa yang ia dapat dari kegiatan ini sangat membantu dalam pengembangan dirinya. "InsyaAlloh apa yang sya dapat bisa diaplikasikan di Lampung," ujarnya.
Di akhir acara, para peserta bertemu dan berfoto langsung dengan Pimpinan Daarut Tauhiid Aa Gym. Ia mengingatkan peserta agar senantiasa selalu menunjukan niat kepada Alloh dalam menjalankan kehidupan. "Jangan mau kaya, mau cukup saja," ujar Aa menutup kegiatan.
Posting Komentar