BOGOR – Setiap orang sering merasa dirinya menjadi manusia paling tidak beruntung di dunia. Banyak hal yang dijadikan alasan. Karena miskin, berpenyakit, atau bahkan berwajah buruk. Dan hal itu membuatnya merasa tak perlu lagi menghargai hidup. Namun, jika Anda mengenal Tomy (7). Anda mungkin akan merasa menjadi manusia paling beruntung di dunia.
Senin Sore itu (14/05), gerimis yang turun tidak membuat beberapa anak kecil berhenti bermain. Sebaliknya, mereka justru hanya tertawa, saling memperhatikan, saling mengejar. Semua gembira. Tak terkecuali salah seorang bocah lelaki. Ia berbeda dari yang lain. Ia berlari tapi, bukan dengan kedua kakinya melainkan tangannya. “Tomy kata dokter kena Osteoporosis sejak lahir,” kata Rini Rismiati (33) Ibu Tomy. Ia bercerita, dulu Tomy sering menangis sejak 3 bulan kelahirannya. Tak lama, kaki si Tomy kecil bengkak. Lalu, karena tak ada biaya Tomy kecil hanya mendapat perawatan alternatif berupa gips untuk membalut kakinya. “Enggak ada perubahan,” ujarnya lemah.
Sejak kematian Sang Suami, praktis Rini membesarkan Tomy seorang diri. Ia mengandalkan penghidupan sehari-hari dari upahnya sebagai pembantu di tetangga sebelah. “Alhamdulillah untuk bantu-bantu Ibu,” ujar Rini. Kini, Rini tinggal di rumah Ibunya di Jl. Kebon Pedes RT04/10 Desa Kebon Pedes Kec. Tanah Sareal. Ia tinggal bersama 7 orang saudaranya yang lain. Sempit memang. Apa boleh buat. Hanya Si Kecil Tomy yang menjadi harapan Rini sekarang.
Ia mengatakan, sebelumnya atas bantuan Pak Lurah Tomy sempat dirawat di PMI selama satu bulan namun, akhirnya harus dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo. “Di sana ada obatnya,” ujar Rini menirukan ucapan salah seorang dokter PMI. Di RS. Cipto, Rini terdesak harus bisa menyediakan dana kurang lebih 15 juta untuk membeli obat khusus bagi Tomy. Sewaktu di PMI ia bisa menggunakan Kartu Keterangan Tidak Mampu, Sayang, kartu tersebut tidak berguna di RS Cipto. Alasannya karena obat khusus itu mahal dan diimpor dari luar negeri. “Mudah-mudahan Alloh memberi jalan. Karena Tomy ingin sekolah seperti yang lain,” harapnya.
Staff Lapangan DPU DT Bogor, Deni Sumardani berharap, semoga ada donator yang terketuk hatinya untuk memberi bantuan kepada Tomy. “Tomy semangat sekali untuk belajar,” ujarnya saat penyerahan santunan bantuan kemanusiaan kepada Tomy dan Ibunya.
Posting Komentar