LOJI – Bagi Ibu Yayah Rohayati (48), anggota Majelis Misykat DPUDT Nurul Qomar sudah seperti keluarga sendiri. Baginya, Misykat adalah kegiatan yang amat bermanfaat. Manfaat yang dirasakan tidak melulu dari segi finansial. Lebih dari itu, semangat silaturahmi dan kekeluargaan merupakan dorongan terbesar mengikuti kegiatan rutin Misykat di setiap minggu. Tak terkecuali setiap pendamping Misykat. Meskipun silih berganti, Ibu Yayah selalu merasa dekat dengan para pendamping. “Ya sudah seperti keluarga sendiri,” ungkapnya kepada SWADAYA, Selasa (20/03) di Majelis Misykat DPUDT Nurul Quro, Loji, Bogor Barat.
Ibu Yayah menceritakan, dirinya sudah mengikuti Misykat sejak tahun 2006. Semula ia mengikuti hanya karena berkeinginan mendapatkan pinjaman saja. “Tadinya kan ingin nambah modal aja,” tuturnya. Namun, seiring waktu rasa cintanya terhadapa Majelis Miskyat dpudt semakin besar. Hingga saat ini, Ibu Yayah aktif menerangkan dan mengajak ibu-ibu lain di sekitar untuk bergabung dalam Majelis Miskyat dpudt. “Ada aja tetangga sebelah,” ujarnya.
Syariat Misykat pula, Bu Yayah yang semula berdagang jajanan kecil-kecilan kini sudah memiliki warung kelontong sendiri yang menjual sembako. Kemandirian itu tentu tidak ia dapatkan secara instan. Pada mulanya, ia mengaku kesulitan mengembangkan usahanya. Bukan hanya dari segi modal tapi juga ilmu. “Alhamdulilahnya di Misykat tuh kita bener-bener dibimbing, dikasih tau gimana menarik perhatian konsumen, dsb, jadi ilmu,” katanya. Kini, setiap hari Yayah setidaknya mampu meraup keuntungan lebih dari 500 ribu. “Alhamdulilah untuk keperluan anak-anak,” tutur Ummi 4 orang anak ini.
Posting Komentar