Semoga Allah
yang menyatukan hati kita dalam keimanan dan mengikatkan kita dalam bingkai keislaman
tetap diberi keistiqomahan untuk bisa saling memuliakan. Di antaranya
memuliakan tetangga. Sungguh beruntung bagi seseorang yang bertetangga dengan
orang-orang mulia. Sebagaimana yang dianjurkan Rasululloh dalam sabdanya “Barang siapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah memuliakan tetangganya”
Hidup bertetangga
harus siap menerima berbagai perbedaan. Siap dengan tuntutan yang tidak sejalan
dan siap dengan keinginan yang tidak seiring. Tak sedikit orang yang dalam
hatinya timbul rasa iri melihat kesuksesan orang lain, iri mendengar tetangga
mendapat jabatan baru, dan iri melihat keluarga tetangga harmonis. Berawal dari
penyakit hati tersebut menyebabkan seseorang terjebak pada perasaan buruk
sangka. Na’udzubillah.
Sikap untuk
bisa saling memuliakan berawal dari sikap saling mengenal. Tak jarang sekarang
kita melupakan bahwa kita hidup bertetangga. Tak sedikit di antara kita yang
tidak kenal dengan tetangga. Tidak tahu asal dari mana, kerja di mana, sudah
berkeluarga atau belum, apakah dalam keadaan sehat atau sebaliknya. Bahkan kita pula sering mengabaikan apakah kebutuhan
pokok sehari-harinya terpenuhi atau tidak. Rosululloh telah memberikan kita
keteladanan. Beliau lebih mendahulukan kepentingan tetangganya dari pada
sendiri. Bukti kepeduliannya tampak jelas ketika ada seseorang yang mendatangi
rumahnya untuk meminta makanan. Makanan yang hanya cukup untuk sekali makan dia
berikan sementara dia sendiri dalam keadaan lapar. Begituhalnya dengan
perlakukan baik terhadap tetangga. Setiap kali masak maka tak terlewat untuk
membagikannya. Dengan adanya sikap saling mengenal tersebut sebagai langkah
awal untuk bisa saling membantu, memahami, menghormati sehingga termotivasi
untuk bisa saling memuliakan.
Hubungan
dengan tetangga perlu kita jaga. Kalau ada musibah, kejadian tetanggalah orang
pertama yang tahu dan orang pertama yang akan membantu. Walaupun kita punya
saudara polisi, ketika ada maling tetangga lah yang pertama kali ikut
mengamankan. Begitupun ketika saudara
serumah sakit, walaupun saudara kita dokter, tetap saja tetangga terdekat yang
ikut membantu. Maka benarlah kenapa Islam menganjurkan untuk saling memuliakan
betapa banyak hikmah yang akan diperoleh.
Saudaraku,
mari kita pererat tali persaudaraan kita dengan tetangga terdekat. Kita banyak
tanya tentang kondisinya tanpa memanfaatkan untuk mencari keuntungan. Pupuk
kepedulian terhadap tetangga kita dengan cara memuliakannya.
Posting Komentar