Maha suci Allah yang telah melimpahkan kepada hamba-Nya
suasana hati yang senantiasa terjaga. Terjaga dari berbuat maksiat dan terlindungi
dari berbuat salah.
Allah SWT menciptakan hamba-Nya dengan berbagai
keunikan. Telah diciptakannya sikap seseorang secara berpasang-pasangan, ada
yang lalai ada yang taat, ada yang hina ada yang mulia, ada yang berbuat
kebajikan dan ada yang berbuat kebijakan, ada yang dzalim dan ada pula yang
alim. Semua Allah ciptakan tak lain untuk bisa saling menasehati, saling
melengkapi. Yang taat, bisa mengingatkan yang lalai, yang mulia bisa mengangkat
yang hina, yang berbuat kebijakan bisa berbuat kebajikan, begitupun dengan
orang yang alim diciptakan untuk bisa mengingatkan orang yang dzalim. Bagaimana
tidak? Manusia diciptakan agar senantiasa berada pada jalan kebaikan, namun
karena ada syaitanlah menjadikan manusia menyimpang dari fitrahnya.
Manusia
diibaratkan seperti satu tubuh apabila yang satu sakit, maka yang lain
merasakan hal yang sama. Begitupun dengan kesalahan yang dialami seseorang,
yang lain wajib untuk mengingatkannya. Sebab setiap orang berpotensi berbuat
kesalahan. Namun, yang menjadi masalah bukan karena kesalahannya, tapi
bagaimana cara menyikapi kesalahan itu?
Ada beberapa teknik yang bisa kita lakukan di kala
menghadapi orang lain yang berbuat salah, khilaf. Pertama adalah memberitahu
orang yang berbuat salah dari tidak tahu kesalahannya menjadi tahu di mana
letak kesalahan dirinya. Kita bantu untuk mengingatkannya. Kedua, membantu orang
lain untuk mengetahui jalan keluarnya. Karena ada orang yang tahu itu suatu
masalah, tapi dia tidak tahu harus bagaimana menyelesaikannya? Posisi kita
bukan menyelesaikan masalah melainkan membantu dia supaya bisa menyelesaikan masalah.
Bantuan yang terbaik adalah memberikan masukan bagaimana cara memperbaiki
kesalahan. Ketiga, membantu orang yang berbuat salah agar tetap bersemangat
dalam memperbaiki kesalahan dirinya. Ini lebih menyelesaikan masalah daripada
mencela, memaki, menghina, mempermalukan.
Melihat orang yang belum shalat justru harus
dibantu dengan mengingatkan dia tentang pentingnya shalat, membantu mengajarnya
tata cara shalat yang benar, membantu dengan
mengajaknya supaya dia tetap bersemangat
untuk melaksankan shalat secar istiqamah. Posisikan diri kita dalam posisi siap
membantu.
Nah, saudaraku, orang yang pola pikirnya selalu
rindu untuk membantu memperbaiki kesalahan orang lain, dia tidak akan pernah
benci pada siapapun walaupun balasannya berupa cacian. Wallahu
a’lam
Posting Komentar