Dengki termasuk penyakit hati yang bisa membakar
habis semua kebaikan, seperti api membakar kayu. Kayu yang akan kita jadikan
api unggun membutuhkan waktu lama untuk
mengumpulkannya, namun dapat habis seketika dengan kobaran api. Begitu halnya
dengan amal kebaikan yang kita pupuk berhari-hari bahkan bertahun-tahun dapat
hilang seketika oleh penyakit dengki.
Seorang pendengki memiliki ciri susah untuk
melihat orang lain senang dan senang melihat orang lain susah. Untuk melihat
sejauhmana sifat dengki yang ada dalam diri kita, bisa kita lihat dari sejauhmana kita gembira melihat pederitaan
orang lain dan sejauhmana kita merasa susah melihat kegembiraan orang lain. Ciri
lain, selalu berusaha melumarkan kesuksesan orang lain, komentarnya selalu negatif,
tidak ada keberanian mengakui kesuksesan, mahal untuk memuji bahkan lebih aktif
mencari kekurangan orang lain. Maka tak heran selain menghapus amal kebaikan dengki
pun yang akan mengantarkan seseorang jauh dari syurga.
Salah satu riwayat
memberikan pelajaran bagi kita. Rosul menjamin sahabatnya masuk syurga
karena kemampuannya menepis sifat dengki. Abdullah bin Amr bin Ash merasa
penasaran dengan seseorang yang telah Rosul juluki “Ahli Syurga”. Rasa
penasarannya mengantarkan dia menginap selama tiga hari tiga malam. Dilihat
dari keseharian tidak ada amal yang istimewa. Karena tidak tampak kelebihan
dari saudaranya, dia memutuskan pulang. Sebelum pulang, dia menceritakan maksud
kedatangannya selama itu. Tiba-tiba saudaranya berkata ”Saya tidak mendengki
dengan nikmat yang Allah berikan kepada orang lain”.
Dari kisah di atas dapat diambil ibrohnya bahwa
dengan yakin sepenuhnya pada Allah bahwa Dia-lah satu-satunya pemberi rizki.
Yakin bahwa rizki tidak akan tertukar sehingga dapat terhindar dari dengki. Begituhalnya
bagi seseorang yang menjadi korban pendengki dengan keyakinan bahwa semua yang
ia miliki tak lain hanyalah pemberian dari Allah SWT. Seseorang yang diberi
kelebihan menjadi bahan dengki orang lain jika kelebihannya tidak disertai
bukti usaha yang nyata. Itu akan medatangkan fitnah yang terlahir dari sifat
dengki. Dan perlu kita yakini bahwa dengki akan hinggap pada seseorang yang
memilik kelebihan. Orang yang diberi kelebihan rizki, misalnya. Akan menjadi
bahan dengki atas kelebihan rizkinya. Karena tidak mungkin orang yang miskin
didengki karena hartanya.
Saudaraku, sebenarnya tidak ada yang perlu kita
dengki-i dalam hidup ini karena Allah telah memberikan rizki pada hamba-Nya
tanpa pandang bulu. Tinggal sekarang bagaimana kita memupuk keyakinan bahwa
Allah-lah satu-satunya Sang Pemberi Rizki. Sesungguhnya yang membedakan seseorang
berdasar pada jalan dalam menjemput
rizki tersebut. Apakah caranya sudah sesuai dengan yang Allah kehendaki? Semoga
kita dapat memaksimalkan usaha kita dengan jalan yang Allah Ridhoi sehingga terhindar dari fitnah dan dengki. Wallahua’lam bi Showab.
Posting Komentar