“Celaka
hamba dinar, celaka hamba dirham, celaka hamba baju, harta, dan bidadari”
Cinta penuh dengan rahasia. Cinta tidak terlihat tapi dampaknya sangat
nyata. Cinta yang menggebu membuat seseorang berpikir tidak rasional. Tidak
sadar akan dirinya sebagai budak. Waktu, pikiran, tenaga tercuri karenanya.
Cinta kepada dunia, misalnya. Seseorang
akan bersikeras mewujudkan apa yang diinginkan harta, kedudukan, jabatan
berusaha diraih. Bahkan, prioritas hidupnya tak lain hanya untuk mencari
kemewahan dunia. Padahal, Allah tidak suka kepada hamba yang terjerat cinta
berlebih pada dunia. Allah tidak suka hambanya lebih mencintai hasil
ciptaan-Nya.
Ciri seseorang cinta kepada dunia di antaranya: Pertama, sering disebut-sebut. Setiap obrolan, tingkah laku menjadi
topik pembicaraan. Harta kekayaan, kedudukan, jabatan, tujuan dan hak yang
harus dimiliki. Begituhalnya cinta kepada lawan jenis yang diceritakan, yang
disebut-sebut kebaikan dan kelebihan dari yang dicintainya. Kedua, selalu ingin dekat dengan
sesuatu. Adanya perjuangan dan pengorbanan dan mencari jalan supaya dekat
dengan yang dicintanya. Ketiga,
selalu ingat pada yang dicintainya. Atas dasar cinta setiap pengorbanan terasa
ringan dan serumit apapun hambatan
berusaha dihadang. Dan, Cinta yang membabi buta membuat seseorang takut
kehilangan apa yang dicintanya.
Bayangkan andai cinta ini kita tujukan kepada Allah, tertanam di lubuk
hati. Kita berusaha memenuhi keinginan-Nya. Sholat, infak, shaum berusaha dilakukan
dengan penuh kecintaan. Saat adzan berkumandang secepatnya memenuhi panggilan
untuk shalat. Menanggalkan semua pekerjaan demi memenuhi sebuah panggilan.
Salah satu sahabat Rasulullah, Bilal, karena kecintaannya terhadap Allah dan
Rasul-Nya, dia tak bisa menahan air mata. Penghayatan yang begitu mendalam pada
yang dicintainya.
Saudaraku, marilah kita tujukan cinta abadi hanya kepada Allah. Kurangi
rasa cinta kepada dunia jadikan cinta dunia sebagai wadah untuk memenuhi
perintah-Nya, sebagai jalan mendekatkan diri pada sang Khalik. Salah satu cara
untuk mengurangi kecintaan kepada dunia di antaranya dengan memupuk perasaan
tidak mungkin. Misalnya kita mendambakan jabatan, maka tepislah segera dengan
ketidakmungkinan. “Saya tidak mungkin mendapatkan
jabatan Gubernur”, misalnya. Seperti halnya cinta pada barang seperti HP simpanlah
HP cukup ditangan, jangan disimpan di hati. karena bila hilang kita sudah siap
menerimanya dan tidak akan menjadi beban. Selanjutnya, cari sebanyak mungkin
kelemahan dari yang kita cintai. Yakinlah bahwa apa yang kita cintai akan
binasa. Harta, kedudukan, jabatan, orang tua, keluarga semua akan sirna,
binasa.
Saudaraku, cukuplah cinta abadi hanya untuk Allah. Takutlah kehilangan kedudukan
di sisi Allah. Jadikan cinta kepada sesuatu sebagai jalan mendekat pada-Nya.
Semoga Allah memelihara hati-hati kita agar tidak silau oleh keindahan dunia.
Posting Komentar