Sungguh beruntung bagi orang
yang dititipi Allah dengan harta yang melimpah, jabatan yang tinggi, dan
kedudukan yang terhormat. Namun, apalah artinya harta yang melimpah jika tidak
berderma, apalah artinya pangkat yang tinggi jika tidak mengangkat kaum yang
lemah, dan apalah artinya kedudukan yang terhormat jika dia terhinakan olehnya.
Karena sesungguhnya derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauhmana
dirinya bermanfaat bagi orang lain.
Dalam suatu hadits Rasulullah bersabda
bahwa “Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya” Hadis
tersebut dapat dijadikan rujukan untuk mengukur seberapa manfaat diri kita
untuk saudara-saudara yang lain. Adapun ciri diri manusia yang bemanfaat di antaranya: keberadaannya akan sangat diperlukan,
jika ditinggalkan maka orang-orang yang ada disekitarnya akan merasakan
kehilangan, tidak usil sehingga orang mersa aman berada didekatnya, tidak
mencampuri hal-hal yang bukan urusannya. Begituhalnya dengan akhlak. Ucapannya
terpelihara, sikapnya penuh wibawa, penyabar, penyantun, senantiasa berterima
kasih, pandai mengendalikan diri serta penuh kasih sayang. Siapapun yang berada
didekatnya akan tercuri hatinya karena kata-kata dan keramahannya menjadi
penyejuk bagi hati yang sedang gulana.
Saudaraku, sudah saatnya kita
introspeksi diri. Jika posisi kita sebagai anak apakah kita termasuk anak yang
menguntungkan bagi orang tua? Apakah masyarakat disekitar kita mendapat manfaat
dengan kehadiran kita? Bercermin pada diri bukan hanya menampilkan wajah saja
tapi pandanglah akhlak dan perbuatan yang telah kita lakukan.
Betapa indah pribadi yang
penuh pancaran manfaat. Ia bagaikan matahari yang menyinari kegelapan. Selamat
mengintrospeksi diri, bercerminlah pada diri dengan menghadirkan kejujuran. Semoga
Allah SWT memaksimalkan nilai manfaat kita. Amiin.
Posting Komentar