Keimanan seseorang kadang naik kadang turun. Begituhalnya dengan hati
kadang tenang kadang gelisah. Hati yang dirundung gelisah setiap waktunya dipenuhi
keluh kesah, amarah, dan tingkah serba salah. Hidup terasa sumpek, mumet,
menyesakkan dada, serta membuat kepala pening yang pada akhirnya enggan berbuat
kebaikan. Tidak jarang juga kegelisahan hati menjadi jalan terjerumus ke jurang
maksiat. Padahal, perasaan cemas, gelisah, keluh kesah, amarah jelas tidak akan
mengubah keadaan selain akan membuat diri tersiksa dan semakin jauh dengan
Allah.
Langkah awal yang dapat kita lakukan untuk menepis kegelisahan yaitu dengan
memperbanyak zikir. Dengan berdzikir hati menjadi tenang. Zikir yang bisa kita
lakukan dengan dzikrul qalbu (zikir
hati) dan dzikrul lisan (zikir
lisan). Dengan terbiasa mengingat Allah dengan lisan, maka lama kelamaan akan
terbiasa mengingat Allah dengan menghadirkan hati. Itu bisa menjadi jalan bagi
datangnya pertolongan Allah berupa ketenangan batin. Selain itu ada ikhtiar dzahir yang biasa kita lakukan dengan
mencari akar permasalahan yang menjadikan hati
tidak tenang, gelisah tak menentu. Kemudian kita belajar mengendalikan
suasana hati dengan cara merespon segala hal dengan sikap terbaik. Saat kita
berinteraksi dengan orang lain kenanglah kebaikan-kebaikannya dan abaikan
penilaian buruk kita kepadanya berusaha melapangkan dada untuk melakukan
evaluasi diri. Jadikan masalah-masalah yang ada sebagai sarana efektif untuk meraih
kemajuan.
Kita sering gelisah karena takut pada sesuatu yang belum tentu terjadi.
Dan kegelisahan muncul juga dikala kita
belum siap menerima takdir. Takdir untuk berpisah dengan seseorang yang
dicintai, misalnya. Ini semua berpangkal dari keyakinan kita yang kurang bahwa
semua kejadian datangnya dari Allah. Jika kita yakin dengan takdir Allah maka kegelisahan
akan segera hilang. Allah tidak berbuat dzalim. Setiap kesulitan yang menimpa
semuanya telah diukur dengan sempurna dan disesuaikan dengan kemampuan kita.
Semuanya datang dari Allah. Barang siapa yang yakin bahwa Allah-lah yang akan
menolong dan menjaminnya dalam setiap urusan, niscaya Allah pun benar-benar
akan menjaminnya.
Saudaraku, hidup di dunia ini tidak sendiri. Selagi iman tertancap dalam
dada, selagi kita yakin bahwa Allah memiliki sifat Rahman dan Rahim,
masihkah kita merasa sendirian di dunia ini? Tidak! Allah itu dekat dengan
hamba-hamba-Nya yang senantiasa bersungguh-sungguh medekati-nya. Bahkan dia
lebih dekat dari urat leher kita.
Posting Komentar